Website
Event
Selamat Datang
Silakan Login atau Mendaftar
Rupiah
id
Kembali
3 Pemain Timnas Indonesia U-17 Mengukir Rapor Apik saat Gebuk Korea Selatan: Evandra Florasta Jadi Pahlawan!

3 Pemain Timnas Indonesia U-17 Mengukir Rapor Apik saat Gebuk Korea Selatan: Evandra Florasta Jadi Pahlawan!

Mponix - Jakarta, 5 April 2025 – Timnas Indonesia U-17 kembali menunjukkan kelasnya di pentas internasional. Dalam laga uji coba yang berlangsung di Stadion Pakansari, Bogor, skuad Garuda Muda sukses membungkam raksasa Asia Timur, Korea Selatan U-17, dengan skor meyakinkan 2-1.

Pertandingan ini menjadi ajang pembuktian kualitas pemain muda Indonesia. Tiga pemain menonjol dalam pertandingan ini: sang pencetak gol kemenangan Evandra Florasta, gelandang kreatif Daffa Syakieb, dan palang pintu kokoh di lini belakang, Reza Pratama. Ketiganya tampil luar biasa, menunjukkan mental baja serta teknik permainan yang matang untuk usianya.


Evandra Florasta: Pahlawan Kemenangan Garuda Muda

Nama Evandra Florasta menjadi sorotan utama setelah mencetak gol penentu kemenangan pada menit ke-82. Pemain asal akademi Persija Jakarta ini tampil brilian sepanjang laga, menjadi ancaman konstan di lini serang Korea Selatan.

Meski posturnya belum sekuat pemain belakang lawan, Evandra menunjukkan kecerdasan bermain yang luar biasa. Ia terus mencari ruang kosong, bergerak tanpa bola, dan menciptakan peluang.

Gol yang dicetaknya lahir dari proses yang luar biasa. Setelah menerima umpan terobosan dari Daffa Syakieb, Evandra melepaskan tembakan mendatar ke sudut kanan bawah gawang, menaklukkan kiper Korea yang sudah mati langkah.

“Saya tidak menyangka bisa mencetak gol di laga sebesar ini. Terima kasih untuk rekan-rekan satu tim dan pelatih. Ini kemenangan kami semua,” ujar Evandra setelah pertandingan.

Gol ini tidak hanya menjadi pembeda, tetapi juga simbol bahwa generasi muda Indonesia siap menantang raksasa Asia.


Daffa Syakieb: Otak Permainan di Lini Tengah

Jika Evandra menjadi eksekutor di lini depan, maka Daffa Syakieb adalah otaknya. Gelandang berusia 16 tahun ini mengontrol jalannya permainan, mendikte tempo, dan menjadi penghubung utama antara lini belakang dan lini serang.

Daffa bukan hanya piawai dalam mendistribusikan bola, tetapi juga memiliki visi permainan yang tajam. Umpan-umpannya seringkali membelah lini tengah Korea, yang kesulitan menahan laju serangan cepat Indonesia.

Statistik Daffa dalam pertandingan ini sangat impresif:

Akurasi umpan: 87%

Umpan kunci: 4

Intersep: 3

Assist: 1 (untuk gol Evandra)

Pelatih Timnas U-17, Bima Sakti, memberikan pujian khusus kepada Daffa setelah laga.

“Dia pemain cerdas, tahu kapan harus menyerang, kapan harus menahan. Dalam usia muda seperti ini, itu adalah kualitas yang sangat langka.”


Reza Pratama: Tembok Tak Tergoyahkan

Mponix Login - Menghadapi tim sekelas Korea Selatan tentu bukan hal mudah, terutama di sektor pertahanan. Tapi pemain bernama Reza Pratama tampil layaknya bek veteran. Ia mampu membaca pergerakan lawan dengan baik, memenangi duel udara, dan tidak ragu melakukan tekel bersih.

Meski beberapa kali diserang bertubi-tubi di babak kedua, Reza tetap tenang dan disiplin. Ia juga menjadi motivator bagi rekan-rekannya di lini belakang, terlihat terus memberi instruksi sepanjang laga.

Salah satu momen krusial terjadi di menit ke-75 ketika Reza melakukan sapuan penting yang menggagalkan peluang emas striker Korea yang sudah berhadapan satu lawan satu dengan kiper Indonesia.

“Kami bermain untuk bendera Merah Putih. Saya tidak peduli lelah atau tidak, yang penting jangan sampai kebobolan,” ujar Reza setelah laga.


Jalannya Pertandingan: Duel Intens Penuh Tekanan

Babak pertama dimulai dengan tempo tinggi. Korea Selatan langsung menekan dan memanfaatkan kecepatan para pemain sayap mereka. Namun, pertahanan Indonesia yang digalang Reza dan kawan-kawan tampil disiplin.

Gol pertama justru datang dari Indonesia di menit ke-23. Melalui serangan balik cepat, Daffa mengirimkan umpan terobosan ke Arfan Saputra yang berhasil mengecoh kiper dan menyarangkan bola. Skor 1-0 bertahan hingga jeda.

Memasuki babak kedua, Korea menyamakan kedudukan lewat skema bola mati di menit ke-60. Gol ini sempat membuat tekanan meningkat ke skuad Garuda Muda, tapi mereka tak gentar.

Setelah beberapa pergantian pemain, tekanan kembali diambil alih Indonesia. Dan puncaknya terjadi di menit ke-82 ketika kombinasi Daffa dan Evandra menghasilkan gol kemenangan yang memecah euforia di tribun stadion.


Komentar Pelatih dan Pengamat

Mponix Daftar - Pelatih Bima Sakti mengaku bangga dengan penampilan anak-anak asuhnya. Ia menyebut kemenangan ini sebagai buah dari kerja keras dan persiapan matang selama beberapa bulan terakhir.

“Kami tahu kekuatan Korea, tapi kami juga percaya dengan kemampuan anak-anak. Mereka bermain penuh determinasi dan tak takut nama besar lawan.”

Sementara itu, analis sepak bola Asia, Ryo Tanaka, menyebut kemenangan Indonesia ini sebagai sinyal bangkitnya kekuatan baru di kawasan Asia Tenggara.

“Indonesia U-17 kini bukan lagi kuda hitam. Mereka bermain dengan disiplin, taktik modern, dan punya pemain-pemain dengan teknik tinggi.”


Impian Menuju Piala Dunia U-17 dan Masa Depan Cerah

Kemenangan atas Korea Selatan ini menjadi modal berharga dalam perjalanan Indonesia menuju turnamen besar berikutnya, termasuk target lolos ke Piala Dunia U-17 2025.

Evandra, Daffa, dan Reza adalah tiga dari sekian banyak pemain muda berbakat yang kini berada dalam radar PSSI dan pengamat sepak bola nasional. Mereka dianggap sebagai simbol keberhasilan pembinaan usia muda yang kini mulai menunjukkan hasil.

Ke depan, diharapkan mereka terus berkembang, baik secara teknis, mental, maupun pengalaman internasional. PSSI pun sudah menyiapkan program pemusatan latihan jangka panjang, termasuk kemungkinan pemagangan ke Eropa dan Jepang.


Kesimpulan: Tiga Pemain, Satu Tujuan, Satu Bangsa

Mponix Register - Pertandingan melawan Korea Selatan U-17 tak hanya tentang kemenangan skor, tapi juga tentang kemenangan mental, strategi, dan pembuktian kualitas generasi muda Indonesia.

Evandra Florasta dengan gol penentu, Daffa Syakieb dengan visi dan kontrol lapangan tengah, serta Reza Pratama sebagai dinding kokoh pertahanan, adalah gambaran masa depan sepak bola Indonesia yang cerah.

Jika pembinaan dan perhatian terus ditingkatkan, bukan tidak mungkin dalam 5–10 tahun ke depan, mereka akan menghuni skuad senior dan menjadi pilar utama Timnas Garuda.

Mereka bukan sekadar pemain muda, mereka adalah harapan bangsa.