Website
Event
Selamat Datang
Silakan Login atau Mendaftar
Rupiah
id
Kembali
Alasan Nova Arianto Lakukan Banyak Rotasi saat Timnas Indonesia U-17 Hadapi Afghanistan di Piala Asia U-17 2025: Sesuai Rencana Awal

Alasan Nova Arianto Lakukan Banyak Rotasi saat Timnas Indonesia U-17 Hadapi Afghanistan di Piala Asia U-17 2025: Sesuai Rencana Awal

Mponix - Doha, Qatar – Laga pamungkas fase grup antara Timnas Indonesia U-17 kontra Afghanistan U-17 dalam gelaran Piala Asia U-17 2025 menyisakan banyak kejutan — bukan dari hasil akhir, melainkan dari komposisi pemain yang diturunkan oleh pelatih kepala Nova Arianto. Di tengah performa apik skuad utama yang menaklukkan lawan-lawan sebelumnya, Nova justru melakukan rotasi besar-besaran, menurunkan sejumlah pemain pelapis sejak menit pertama.

Keputusan ini pun menjadi sorotan publik dan media. Namun, Nova secara tegas menyatakan bahwa rotasi ini bukan bentuk eksperimen, bukan karena remehkan lawan, tapi murni strategi yang sudah disiapkan sejak awal turnamen. Apa sebenarnya alasan Nova mengambil keputusan tersebut? Bagaimana dampaknya terhadap performa dan atmosfer tim? Mari kita kupas secara mendalam.


Sebelum Laga: Strategi yang Sudah Dirancang dari Fase Persiapan

Nova Arianto bukan sosok pelatih yang mendadak merotasi tim karena “ikut arus” atau menanggapi tekanan. Jauh sebelum tim berangkat ke Qatar, ia bersama tim pelatih sudah menyusun rencana strategis mencakup skenario setiap pertandingan, termasuk pemetaan rotasi pemain.

“Kami sudah menyiapkan ini sejak dari training camp. Kami tahu akan memainkan laga ketiga dengan kemungkinan sudah aman dari fase grup. Di situ kami ingin berikan menit bermain untuk pemain lain, tapi tetap menjaga keseimbangan,” ujar Nova dalam konferensi pers usai laga melawan Afghanistan.

Dia menambahkan bahwa rotasi bukanlah tanda meremehkan lawan, tapi bentuk kepercayaan pada kedalaman skuad yang ia bawa ke turnamen ini.


Tujuh Perubahan dari Laga Sebelumnya: Siapa yang Diistirahatkan dan Siapa yang Diturunkan?

Dari 11 starter yang bermain saat melawan Korea Selatan U-17, hanya Iqbal Musafry (kapten), kiper Rizky Januar, dan bek tengah Azzam Ardhi yang tetap diturunkan. Sisanya, Nova memberi kesempatan kepada para pemain seperti:

Raka Fathir di lini tengah,

Dandy Cahya sebagai fullback kanan,

Dimas Wahyu menggantikan striker utama Evandra Florasta,

dan Rafif Muzakki yang baru menjalani debut di turnamen ini.

Kehadiran mereka bukan hanya sebagai pelengkap, tetapi benar-benar menjadi tumpuan dalam sistem permainan. Meski harus puas dengan skor imbang 1-1, performa para pemain pelapis ini dianggap cukup solid.


Nova: “Kami Ingin Semua Pemain Merasakan Atmosfer Turnamen”

Salah satu alasan kuat Nova melakukan rotasi adalah untuk memberi pengalaman kompetitif kepada seluruh anggota skuad. Bagi Nova, ajang Piala Asia ini bukan hanya tentang hasil, tapi juga pembinaan jangka panjang.

“Ini bukan sekadar turnamen jangka pendek. Anak-anak ini adalah masa depan. Kalau hanya mainkan 11 pemain terus, bagaimana pemain lain berkembang? Atmosfer turnamen seperti ini berbeda dari uji coba. Mereka harus merasakan langsung tensi kompetisi,” kata Nova.


Rotasi sebagai Upaya Manajemen Beban Pemain

Mponix Login - Dalam format turnamen yang padat seperti Piala Asia U-17 — dengan jarak istirahat hanya 2–3 hari antar pertandingan — risiko kelelahan dan cedera menjadi hal nyata. Nova menyebut rotasi sebagai bagian dari manajemen fisik pemain agar tetap bugar di babak gugur.

“Kami tak ingin ambil risiko pemain cedera. Apalagi nanti babak perempat final bisa jadi lawan kuat seperti Jepang atau Arab Saudi. Di situ semua pemain harus fit.”


Reaksi Pemain Inti yang Diistirahatkan

Menariknya, para pemain inti yang diistirahatkan seperti Evandra Florasta dan Davin Hermawan tetap tampak bersemangat di bench. Bahkan mereka beberapa kali terlihat memberi semangat kepada rekan-rekan dari pinggir lapangan.

Evandra, yang saat ini masuk dalam perburuan top scorer turnamen, menyatakan:

“Saya respek pada keputusan coach. Ini bukan soal siapa cetak gol, tapi bagaimana kami sebagai tim bisa terus menang. Saya senang lihat teman-teman bisa tampil bagus juga.”


Performa Tim dengan Rotasi: Tidak Tajam tapi Tetap Kompak

Secara statistik, Timnas U-17 menguasai penguasaan bola hingga 62% dan melepaskan 13 tembakan. Namun, ketajaman lini depan sedikit menurun. Dimas Wahyu yang diplot sebagai ujung tombak memiliki dua peluang emas, namun belum berhasil dikonversi.

Lini tengah juga tampak kurang agresif dalam pressing. Tapi dari sisi pertahanan, duet Azzam dan Alvano bermain solid, hanya kebobolan satu gol lewat bola mati.


Analisis Media dan Pengamat: Langkah Berani yang Masuk Akal

Mponix Daftar - Media Qatar Al-Raya menuliskan bahwa Nova Arianto termasuk pelatih yang “visioner” karena memilih menyiapkan skuad secara menyeluruh, bukan hanya bertumpu pada starting XI.

Sementara pengamat sepak bola Asia Tenggara, Aji Ginanjar, mengatakan:

“Langkah Nova sangat berani. Biasanya pelatih takut ambil risiko, apalagi kalau tren tim sedang positif. Tapi dia buktikan kalau pemain pelapis pun bisa tampil. Ini juga sinyal bagus bahwa Timnas punya kedalaman.”


Kepercayaan dan Moral Tim Meningkat

Dampak rotasi juga terasa dari sisi psikologis. Para pemain pelapis merasa dihargai dan percaya diri. Rafif Muzakki bahkan menyatakan:

“Saya bersyukur coach kasih kesempatan. Saya sempat gugup, tapi teman-teman bantu. Sekarang saya siap kalau nanti dibutuhkan di babak gugur.”

Atmosfer internal tim pun disebut semakin positif. Tidak ada kecemburuan, justru saling mendukung.


Menghadapi Fase Gugur: Seluruh Pemain dalam Kondisi Siap Tempur

Dengan strategi rotasi ini, Nova memastikan semua pemain memiliki jam terbang minimal, mental bertanding yang terbangun, serta kesiapan fisik yang merata. Ini penting karena di fase gugur, skenario pertandingan bisa berubah cepat, dan siapa pun bisa dibutuhkan — bahkan pemain yang sebelumnya belum turun.

“Kami ingin ketika masuk babak 8 besar, semua pemain sudah pernah main. Jadi kalau saya butuh siapa pun, mereka sudah siap mental dan fisik,” jelas Nova.


Tanggapan Suporter dan Media Sosial: Pro dan Kontra, Tapi Mayoritas Mendukung

Di media sosial, keputusan Nova ini sempat menuai pro-kontra. Namun mayoritas netizen memahami konteksnya dan memberi dukungan. Tagar seperti #PercayaCoachNova dan #GarudaMudaRamai jadi trending di Twitter Indonesia.

Akun @timnasfans menulis:
“Nova paham betul apa yang dia lakukan. Rotasi ini bukan ugal-ugalan. Dia kasih semua pemain pengalaman, itu jangka panjang banget efeknya buat kita.”


Kutipan Nova Arianto: “Ini Semua Sudah Kami Rencanakan dari Awal”

Mponix Register - Menutup pernyataannya usai laga, Nova menegaskan:

“Bukan karena lawan dianggap lemah, bukan karena eksperimen. Ini sesuai dengan rencana awal kami sejak TC. Saya percaya pada semua pemain saya. Dan hari ini mereka buktikan bahwa kepercayaan itu tak salah.”


Kesimpulan: Rotasi Nova Adalah Investasi untuk Masa Depan Timnas

Langkah Nova Arianto dalam merotasi skuad saat menghadapi Afghanistan bukan sekadar keputusan teknis, melainkan bagian dari filosofi kepelatihannya: “membangun tim kuat, bukan cuma starting eleven yang kuat.”

Dari sisi teknis, ini menjaga kebugaran. Dari sisi mental, ini membangun kebersamaan. Dan dari sisi strategis, ini menyiapkan fondasi untuk fase yang lebih berat di turnamen ini.

Dengan seluruh skuad kini sudah turun bertanding, Timnas Indonesia U-17 siap melangkah ke babak perempat final dengan mentalitas “satu untuk semua, semua untuk Garuda.” Dan dalam skema besar pembangunan sepak bola usia muda, rotasi ini adalah bagian penting dari perjalanan jangka panjang.